Sakramen Krisma

by | Nov 1, 2022 | Chaplain | 0 comments

Tanggal 30 Oktober ini CIC mengadakan penerimaan Sakramen Krisma untuk seluruh umat CIC. (Sayang karena satu dan lain hal, saya sedang berada di Indonesia). Kita bisa juga memakainya untuk merenungkan diri kita masing-masing yang sudah menerima sakramen ini.

Setelah kita dilahirkan kembali oleh air dan Roh melalui Sakramen Babtis, kita perlu untuk bertumbuh dan berkembang di dalam Kristus. Maka kita menerima Sakramen Krisma. Krisma sendiri berarti pengurapan. Sebagaimana Tuhan Yesus diurapi (Kristus berarti yang terurapi), kita juga menerima pengurapan dari Roh Kudus. Dengan demikian kita menjadi ‘alter Kritus”, artinya Kristus yang lain dalam arti kualitas-kualitas dalam diri Yesus Kristus juga makin tumbuh di dalam diri kita. Dengan menerima Krisma, kita dimeteraikan menjadi saksi Kristus. Sakramen Penguatan menyebabkan curahan Roh Kudus dalam kelimpahan, seperti yang pernah dijanjikan oleh Kristus kepada para muridNya (Yoh 14:15-21) dan dialami para Rasul pada hari Pentakosta. Curahan Roh Kudus dapat menjadikan kita seperti para rasul, yaitu memiliki kasih yang berkobar kepada Kristus dan keinginan memberikan diri untuk ikut serta dalam karya Keselamatan-Nya.

Pelayan sakramen Krisma yang sebenarnya adalah Uskup untuk menandaskan bahwa sakramen ini memperkuat hubungan dengan Gereja. Namun jika kebutuhan meningkat, maka Uskup dapat memberikan kuasa kepada para imam untuk tugas tersebut.

Penerimaan Sakramen Krisma menggunakan dua lambang berikut : Pertama adalah pengurapan dengan minyak Krisma. Minyak merupakan lambang kegembiraan, lambang kehormatan, juga digunakan untuk pengusiran roh jahat, pengurapan / pengudusan. Kedua, penumpangan tangan. Penumpangan tangan merupakan tanda penerimaan, berkat, tanda pengudusan oleh Roh Allah, tanda identifikasi, tanda pembebasan.

St. Paulus menyatakan (2Kor 1:21-22) bahwa pengurapan yang diterima dari Tuhan merupakan ‘meterai hati’, ‘pemberian Roh Kudus’, sebagai ‘jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita’, yakni penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya. 

Pada saat pengurapan, Uskup membuat tanda salib di dahi para calon dengan minyak krisma, seraya berkata: “[… nama…] terimalah tanda karunia Roh Kudus, Damai Kristus besertamu.”


Semoga dengan menerima Sakramen Krisma atau menyaksikan upacara sakramen Krisma, semangat kita dibaharui: memiliki cinta kepada Kristus dan mengambil bagian dalam karya-karya pelayanan dan kerasulan. 

Saudaramu dalam Tuhan,
Fr. Petrus Suroto MSC 

Kategori