Umat CIC Sydney ytk,
Di bulan agustus ini, kita mempunyai satu hari raya yang ditujukan secara istimewa unutk Bunda Maria, yaitu hari Raya Maria Diangkat ke Surga. Maka, dalam bulletin minggu biasa ke XIX ini saya mengajak umat CIC Sydney untuk memahami secara benar dogma ini.
Gereja Katolik Roma mengajarkan bahwa Bunda Maria ibu Yesus Kristus `setelah menyelesaikan perjalanan hidup duniawinya, diangkat tubuh dan jiwanya ke dalam kemuliaan surga`. Berarti Bunda Maria dibawa ke surga dalam satu tubuh dan jiwa yang lengkap. Dogma ini ditetapkan oleh Paus Pius XII melalui Konstitusi Apostolik `Munificentissimus Deus` (Allah yang sangat murah hati), yang diumumkan pada tanggal 1 Nopember 1950. Paus mengumumkan dogma ini menggunakan wewenangnya sebagai Magistarium dan bertindak atas nama Kristus untuk mengajar umat-Nya.
Kita perlu tahu bahwa Bunda Maria `diangkat` ke surga dan bukan `naik` ke surga. Berarti bukan dengan kekuatan sendiri tetapi diangkat oleh kuasa Allah. Sedangkan Yesus `naik` ke surga dengan kekuatan-Nya sendiri. Gereja Katolik Roma dan Katolik Ortodok merayakannya pada tanggal 15 Agustus. Bagi orang Katolik peristiwa Bunda Maria diangkat ke surga, merupakan peringatan akan pengharapan kebangkitan badan pada akhir zaman. Sebagai orang beriman, kalau kita hidup setia dan taat kepada Allah maka kita akan mengalami apa yang dijanjikan yaitu bahwa kita akan diangkat ke surga tubuh dan jiwa untuk bersatu dengan Dia dalam kemuliaan surgawi.
Dogma ini bukan semata-mata doktrin untuk menghormati Bunda Maria, tetapi mau menunjukkan bahwa Bunda Maria adalah anggota Gereja yang pertama diangkat ke surga. Jika kita hidup setia melakukan kehendak Allah dan bersatu dengan Kristus seperti Bunda Maria, maka pada akhir zaman kitapun akan diangkat jiwa raga kita seperti dia. Dasar Teologis orang Katolik percaya dengan dogma tersebut adalah refleksi biblis, kesaksian para Bapa Gereja dan legenda-legenda yang ada. Teks kitab Wahyu Bab 12 yang menampakkan penglihatan Yohanes akan seorang perempuan mulia dilangit, oleh para Bapa Gereja dikaitkan dengan Maria atau figur Gereja. Teks tersebut memberi legitimasi biblis bagi ajaran dogma ini.
Setelah paskah Kristus sedikit sekali informasi dari sumber-sumber biblis atau lainnya yang legitim tentang Bunda Maria. Ia tinggal di mana, bersama siapa dan bagaimana akhir hidupnya. Pada abad ke-VII muncul banyak kesaksian yang mengarah pada saat-saat akhir hidup Maria. Dinyatakan bahwa Maria tinggal di rumah tempat Yesus mengadakan perjamuan malam terakhir sebelum sengsara dan wafat disalib. Kematian Maria diperkirakan satu tahun setelah Kebangkitan Kristus (th 34). Ada hipotesis bahwa Bunda Maria tidak benar-benar mati tetapi hanya tertidur dalam sebuah mimpi yang mendalam. Karena itu Gereja Timur mengaitkan dogma ini dengan tertidurnya Perawan Maria dalam sebuah istirahat panjang menjelang diangkat ke surga (paham Dormitio Mariae). Paham Dormitio Mariae ini kurang bisa diterima oleh Gereja Katolik. Gereja lebih meyakini bahwa Bunda Maria juga mengalami kematian biasa. Meski begitu, Gereja mengakui bahwa kematian fisik Maria bukanlah hukuman atas dosa (Maria bersih dari noda dosa), tetapi sebuah proses peralihan dari dunia ini menuju sukacita abadi di surga.
Fr. Agustinus Handoko MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031