Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah(1Petrus 2: 16)
Umat CIC Sydney ytk, Salam Merdeka!!
Tahun ini, negara kita genap berusia 78 tahun. Yang artinya kita sudah merdeka dari penjajahan selama 78 tahun lamanya. Apa yang kita rasakan dengan usia kemerdekaan itu? Padahal kita semua tahu bahwa Merdeka berarti bebas atau kebebasan. Hidup dalam era kemerdekaan berarti hidup dengan kebebasan. Di dalam kehidupan sehari-hari kita merasa bebas untuk melakukan sesuatu hal yang memberi manfaat bagi kehidupan kita. Hanya saja, kebebasan dan kemerdekaan yang kita rasakan saat ini sangat berbeda dengan kemerdekaan yang sesungguhnya.
Di beberapa daerah termasuk di sekitar kita masih banyak ditemukan orang-orang yang belum merdeka, belum terbebas dari permasalahan kemiskinan dan terbebas dari beban silitnya mendapatkan pekerjaan. Kalau menurut Alkitab, kita yang telah dimerdekakan oleh Kristus dari dosa berarti kita telah mempunyai hidup yang bebas dari dosa. Tapi bebas dari dosa dalam hal ini bukan berarti setelah itu kita bebas melakukan kesalahan lagi. Merdeka atau bebas dari dosa menjadi bonus bagi kita yang percaya kepada Yesus Kristus. Merdeka dalam Kristus tidak berarti bebas tanpa aturan, tetapi justru kita diminta untuk hidup sebagai hamba Allah. Merdeka bukan berarti bebas dari segala tindakan yang positif dan negatif. Kita harus menjadi pengikut Kristus yang setia dan mematuhi aturan-aturan yang ada. Tidak hanya patuh kepada Tuhan, kita juga perlu mematuhi aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah kita.
Mematuhi aturan berarti kita menjauhkan diri dari keinginan daging dan sebaliknya memiliki cara hidup yang baik yang memuliakan Allah. Kehidupan semacam ini akan menjadi satu kesaksian yang baik bagi mereka yang mencela Kekristenan atau bagi mereka yang belum percaya kepada Kristus.
Kita juga diingatkan untuk jangan berlaku munafik. Di depan orang, kita terlihat baik, tapi sebenarnya kita sedang menutupi perilaku kita yang jahat. Sikap orang-orang yang merdeka seperti ini tidak mencerminkan bahwa kita merdeka yang sesungguhnya menurut firman Tuhan. Tapi kita merdeka menurut keinginan daging saja. Kita menganggap segala sesuatu bisa diatur dengan uang atau dengan keinginan kita sendiri tanpa mempertimbangkan campur tangan Tuhan dalam setiap langkah kita.
Jaminan dari Tuhan terhadap kita orang-orang yang telah dimerdekakan oleh Kristus adalah menjadi warga negara yang baik dan siap menghadirkan kedamaian. Sama seperti yang dinasihatkan rasul Paulus kepada jemaat Roma (Roma 13:1-7). Orang Kristen diminta untuk tunduk kepada pemerintah karena Allah. Pemerintah ditetapkan Allah untuk menghukum orang jahat dan menghormati orang yang berbuat baik. Sekali lagi, dengan berbuat demikian orang Kristen telah menunjukkan kesaksian hidup yang baik.
Anak Tuhan yang sudah dimerdekakan juga pasti mengemban misi untuk saling mengasihi saudara seimannya dan mengasihi sesama manusia ciptaan Tuhan. Dalam kehidupan nyata, banyak juga anak-anak Tuhan yang diberikan berkat berlebih justru sangat sombong dan lupa untuk memberikan perhatian kepada sesamanya. “Yang bekerja dan menghasilkan uang kan saya, masa harus saya bagi sama orang lain?” Kalimat ini pasti pernah kita dengar dari orang-orang yang sudah dimerdekakan Tuhan tapi lupa untuk berbuat kebaikan terhadap sesama manusia ciptaan Tuhan.
Pandangan Alkitab tentang kemerdekaan atau kebebasan (dari jajahan orang lain), dilatar belakangi pemikiran tentang penahanan dalam penjara atau perbudakan. Para penguasa memenjarakan orang yang dipandang bersalah, misalnya Kejadian 39:20; suatu bangsa yang kalah akan diperbudak oleh bangsa yang mengalahkannya, atau tawanan perang oleh penakluknya, seperti yang dikatakan dalam II Petrus 2:19, “karena siapa yang dikalahkan orang, ia adalah hamba orang itu.” atau juga karena secara pribadi seperti Yusuf, dan dijual sebagai budak. Dalam Galatia 4:22, dikisahkan bahwa Abraham mempunyai dua orang anak. Seorang dari perempuan yang menjadi hambanya, dan seorang dari perempuan yang merdeka. Anak hamba perempuan tidak akan mendapat ahli waris bersama-sama dengan anak perempuan merdeka. Karena itu, saudara-saudara, kita bukanlah anak-anak hamba perempuan, melainkan anak-anak perempuan merdeka, yang mempunyai hak waris dari Allah Bapa kita. Yerusalem sorgawi adalah perempuan yang merdeka, dialah ibu kita.
Kemerdekaan berarti kebahagiaan berdasarkan pembebasan dari perbudakan, memasuki kehidupan baru dalam sukacita dan kepuasan yang tidak mungkin diperoleh sebelumnya. Menurut Yohanes 8:32, apabila kita mengetahui kebenaran, maka kebenaran itu akan memerdekakan kita. Siapa sesungguhnya kebenaran itu? Yohanes 14 : 6 menuliskan “Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Berarti dengan ayat firman Tuhan ini kita mengetahui bahwa Yesuslah kebenaran itu. Jadi, apabila Yesus memerdekakan kita, maka kita pun benar-benar Merdeka.
Fr. Agustinus Handoko MSC
Chaplain to the Indonesian Community
193 Avoca St, Randwick NSW 2031