Mengapa harus baca Kitab Suci?
“ignoratio christi est ignoratio scripturarum.” – St. Jerome
Kenapa sih kita harus membaca Kitab Suci? Membaca Kitab Suci erat kaitannya dengan jati diri kita. Kita adalah orang Kristen Katolik Roma. Kristen artinya pengikut Yesus. Kata Kristen sendiri muncul untuk pertama kali di Anthiokia (Kis 11, 26). Mereka adalah komunitas pertama yang mendapatkan pengajaran dari para Rasul yang adalah misionaris pertama. Menjadi Kristen menuntut kita untuk memiliki kaitan dengan Kristus, karena Kristus Yesus adalah teladan kita. Maka menjadi Kristen itu berati kita mendengarkan ajaran dan mencontoh teladan Yesus dalam berperilaku.
Kalau mau meneladani Kristus, dimana kita bisa mencari petunjuk praktisnya? Jawabannya adalah Kitab Suci.
Kitab Suci akan membawa kita untuk bertemu dengan Tuhan. Maka kita tidak mungkin bisa menjadi orang Kristen yang baik, kalau kita mengabaikan Kitab Suci. “Ignoratio christi est ignoratio scripturarum”, mengabaikan Kitab Suci berarti mengabaikan Kristus, kata st. Hironimus (347-420).
Lebih Lanjut, Katekismus Gereja Katholik no. 104 menulis, “Di dalam Kitab Suci, Gereja selalu mendapatkan makananya dan kekuatannya (DV 24), karena di dalamnya ia tidak hanya menerima kata-kata manusiawi, tetapi apa yang sebenarnya ada di dalam Kitab Suci itu: Sabda Allah (1 Tes 2:13). Karena di dalam kitab-kitab suci Bapa yang ada di Surga penuh cinta kasih menjumpai putera-Nya, dan berwawancara dengan mereka” (DV 21).
Bagaimana Orang Gereja Katholik memahami Kitab Suci?
Setiap agama pasti memiliki Kitab Suci. Namun setiap agama ternyata memiliki cara memandang Kitab Sucinya yang berbeda-beda. Bagaimana orang Katolik memahami Kitab Sucinya?
Panduan terbaik untuk memahaminya apa itu Kitab Suci adalah dengan mempelajari dokumen Konsili Vatikan II, “Dei Verbum”. Dei Verbum, yang berarti Sabda Allah, adalah Konstitusi Dogmatis tentang Wahyu Ilahi. Di sana tertulis, “Allah berkenan mewahyukan diriNya dan memaklumkan rahasia kehendakNya (lih Ef 1:9).” (DV 2). Kata mewahyukan di sini artinya Allah menyingkapkan atau memperkenalkan diriNya sehingga bisa dikenali oleh manusia. Maka yang diwahyukan adalah diri Allah sendiri. Dengan Allah mewahyukan diriNya, maka manusia pelan-pelan dapat mengenal Allah dan kemudian mengenal kehendak Allah.
Bagaimnana caranya? Melalui perbuatan dan perkataan. Hal ini dijelaskan dalam Dei Verbum bahwa, “Tata pewahyuan itu terlaksana melalui perbuatan dan perkataan yang amat erat terjalin, sehingga karya yang dilaksanakan oleh Allah dalam sejarah keselamatan, memperlihatkan dan meneguhkan ajaran serta kenyataan-kenyataan yang diungkapkan dengan kata-kata, sedangkan kata-kata yang menyiratkan karya-karya dan menerangkan rahasia yang tercantum di dalamnya. Tetapi melalui wahyu itu kebenaran yang sedalam-dalamnya tentang Allah dan kesematan manusia tampak bagi kita dalam Kristrus yang sekaligus menjadi pengantara dan kepenuhan seluruh wahyu (DV 2).
Jadi Kitab Suci adalah tulisan kesaksian tentang sejarah pewahyuan Allah. Kitab Suci adalah kesaksian tentang pernyataan diri Allah dalam sejarah. Dan puncak pewahyuan itu dipersiapkan di dalam Perjanjian Lama dan kemudian akan mendapatkan kepenuhannya Yesus sendiri.
Saudaramu dalam Tuhan,
Pst. Petrus Suroto MSC
Keep Safe, Keep Healthy
Mengingat kasus Covid 19 semakin bertambah, ayo kita bantu dengan setia di dalam aturan, agar penyebaran virus bisa terkendali. Prosedur kesehatan tetap kita jalankan. Olahraga jangan dilupakan. Salam sehat selalu…