REFLEKSI MEMBACA KITAB KELUARAN
Setelah membaca Kitab Keluaran, saya menemukan bahwa Kitab Keluaran adalah kesaksian iman tentang Allah yang hendak membangun sebuah Bangsa Terpilih. Bangsa terpilih itu dimulai dari satu orang bernama Abraham. Nanti, Bapa Abraham ini akan menjadi Bapa dari tiga agama besar: Yahudi, Kristiani dan Islam.
Dan kini keturunan Abraham ada di dalam perbudakan di Mesir. Namun Allah yang setiawan, tidak lupa akan janji-Nya. Dia melepaskan bangsa Israel dari penindasan di Mesir dan membentuknya selama 40 tahun di padang gurun, menjadi sebuah bangsa yang kuat.
Tuhan Membangkitkan Pemimpin Pilihan Allah
Tuhan memulai karya pembebasan dengan memilih seorang pemimpin. Musalah yang dipilih. Tuhan membebaskan Musa dari pembunuhan bayi Ibrani dan menempatkan Musa di pusat kebudayaan dan pengetahuan pada waktu itu: Mesir. Banyak ahli Kitab Suci memperkirakan Musa mendapatkan pendidikan terbaik pada zamannya: ilmu perang, management dan kepemimpinan. Musa juga dibentuk Tuhan di tanah Median, di tempat yang sepi, supaya dia belajar untuk mendengarkan suara Tuhan. Dan dalam pengalaman semak yang terbakar (namun tidak hangus), dia dipilih Allah untuk menjadi pembebas bangsanya.
Tangan Kuat Tuhan Membebaskan Umat
Tuhan terlebih dahulu menunjukkan kasih kepada bangsa Hibrani dengan tindakan nyata.
- Mengirimkan Tulah
Tuhan mengirim 10 tulah kepada Firaun supaya melepaskan umat dari perbudakan. Tulah itu adalah air menjadi darah, katak, nyamuk, lalat pikat, penyakit sampar pada ternak, barah, hujan es, belalang, gelap gulit. Namun Firaun tetap berkeras hati sampai Tuhan membunuh anak sulung di Mesir: manusia dan hewan sebagai tulah ke sepuluh. - Membelah Laut Merah
Tuhan juga menunjukkan kasih yang besar dengan mujizat dengan membelah laut merah sehingga umat Israel lewat jalan yang kering, dan terhindar dari kejaran serdadu Firaun. - Memberi Minum dan Makan
Ketika umat Israel keahausan, Tuhan tidak membiarkannya. Dia menyediakan air segar untuk umat. Demikian juga Tuhan memberikan makan roti manna kepada umat.
Membangun Identitas Sebuah Bangsa
- Titik Awal: Mengeluh
Pada saat umat Israel dibebaskan dari Mesir, mentalitas budak masih melekat. Mereka tidak sanggup berperang, mereka suka mengeluh. Itulah kebiasaan budak yang tidak memiliki harga diri yang cukup. - Leadership Perpuluhan
Bangsa Israel dibangun untuk menjadi kuat, pertama-tama dengan organisasi kepemimpinan. Melalui mertua Musa, Yitro, diperkenalkanlah konsep kelompok persepuluhan. Dengan membangun kepemimpinan bangsa Israel lebih mudah untuk menjadi bangsa yang merdeka. - Membangun Bangsa Terpilih: Perjanjian
Sebagai bangsa terpilih, Allah akan mendampingi umatNya dan Umat Hibrani berjanji untuk setia kepada Allah. Namun ternyata bangsa Israel gagal dan malah membuat lembu tuangan untuk disembah. Musa sangat marah, namun kasih Allah tidak berhenti.
Menjaga Sebuah Bangsa
Untuk menjaga bangsa terpilih, Allah lewat Musa menetapkan hukum-hukum dan liturgi yang sangat teliti. Hal itu dilaksanakan agar identitas sebagai bangsa terpilih tetap terjaga.
Akhir Kata
Kasih Tuhan, itulah yang saya temukan di dalam Kitab Keluaran. Namun kasih Tuhan tetap bekerja sampai sekarang. Tuhan juga bekerja dalam diri kita. Maukah kita diutus seperti Musa menjadi pimpinan sebuah kelompok? Setiakah kita kepada didikan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari?
Saudaramu dalam Tuhan,
Fr. Petrus Suroto MSC
Pengumuman
- Chaplain mengucapkan terimakasih kepada Tim Media dan Tim Volunteer yang telah setia menyelenggarakan misa selama masa-masa Lockdwon. Mulai tanggal 31 Oktober, Misa kembali ke Gereja. Lumayan lama Lockdown kita, dari hari Sabtu di penghujung bulan Juni sampai October 2021.
- 12-14 November akan diadakan Retret Tahunan CIC dengan judul: “Faith in the Secular World”. Meskipun pastor yang memberikan masih muda, tetapi ini adalah retret umat dan tidak khusus untuk orang Muda… Ayo kita bergabung… Link pendaftaran dapat diakses melalui link ini: http://tiny.cc/CICRetreat2021