Site icon CIC Sydney

Kagum: Jalan Menuju Tuhan

Pernahkah anda merasa takjub dan kagum? Misalnya saat anda naik ke puncak gunung dan melihat pemandangan yang sangat indah. Melihat langit biru, lembah hijau yang luas. Atau memandang kebun anggur yang membentang luas? Hati seperti terangkat dan kita merasa diri begitu kecil. Dan kemudian merasakan ada sesuatu kekuatan yang jauh melampaui diri kita. Ada yang melampaui daya tangkap dan pengetahuan kita.

Bacaan Injil pada pesta Hari Raya Penampakan Tuhan bicara tentang orang-orang majus dari timur. Mereka adalah para ilmuwan yang bergerak dalam ilmu perbintangan. Ilmu perbintangan merupakan ilmu pengetahuan yang sangat maju pada waktu itu. Dan dari mengamati gerak-gerak bintang dan mengidentifikasikannya, mereka bisa menemukan korelasi dengan peristiwa besar. Para majus itu sangat kagum melihat bintang yang besar. Dan rasa kagum itu membuat mereka mengikuti bintang itu.

Dari perjumpaan dengan Kitab Keagaamaan Yahudi  mereka bisa menemukan bahwa  Raja baru itu adalah Mesias yang baru lahir dan mereka menyembah-Nya. Dari sana kita bisa belajar bahwa kekaguman bisa mengantar kepada Tuhan. Rasa kagum menggetarkan hati kita dan membuka pengenalan kepada Tuhan.

Sikap ini berbanding terbalik dengan sikap Herodes yang dengan licik ingin menemukan bayi itu, bukan untuk menyembah, tetapi untuk membinasakannya. Herodes hatinya tidak bisa kagum lagi karena diliputi nafsu akan kuasa.

Para sahabat, andapun pasti juga memerlukan perasaan kagum itu. Dari kisah orang-orang majus dari Timur ini, kita perlu belajar bahwa kerja yang didalami dengan sungguh-sungguh, bisa menjadi jalan untuk sampai kepada Tuhan. Albert Einstein pernah berkata, orang yang tidak bisa terpukau dalam ketakjuban, praktis dia sudah mati, dan Santo Thomas Aquinas berkata, “Orang terpesona itu berada di beranda rumah Allah.”

 

 Saudaramu dalam Tuhan

Fr. Petrus Suroto MSC

 

 

Exit mobile version