MAKNA HARI RAYA KRISTUS RAJA SEMESTA ALAM

by | Nov 23, 2024 | Chaplain | 0 comments

Umat CIC Sydney ytk, 

Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam adalah hari raya yang memperingati Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam. Perayaan ini merupakan hari raya terakhir dalam penanggalan liturgi dan jatuh pada hari Minggu sebelum dimulainya masa adven. 

Makna Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, antara lain: 

  • Yesus sebagai Raja Damai 
  • Yesus sebagai Raja dalam kehidupan kita 
  • Kita harus mengikuti dan menuruti KehendakNya 
  • Yesus sebagai Alfa dan Omega, Raja semesta, raja atas kehidupan kita 
  • Yesus sebagai Raja yang tidak menunjukkan diri-Nya berkuasa dan memiliki otoritas 
  • Kasih yang diwartakan Yesus merupakan salah satu hukum dalam kerajaan Yesus 

Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam ditetapkan pada tahun 1925 oleh Paus Pius XI untuk Gereja Katolik Ritus Romawi. Perayaan ini juga diperingati oleh Gereja Lutheran, Anglikan, Moravia, Metodis, Nazarene, Gereja-gereja Reformed dan United Protestant. 

Umat CIC Sydney ytk,

Mengakhiri tahun liturgi ini, kita merayakan puncak iman kita, yakni Yesus Kristus sebagai Raja Semesta Alam. Bahwa seluruh perjalanan hidup kita bersama Allah yang dibimbing oleh Kristus yang merajai seluruh alam semesta. Kerajaan Kristus bukan dari dunia ini. Kristus datang dari Allah Bapa dan kedatangan-Nya ingin memberikan kesaksian tentang kebenaran. Maka siapapun yang setia kepada-Nya harus menjadi saksi kebenaran. Yesus Kristus menjadi saksi kebenaran yang setia; dan kesetiaan-Nya sampai tuntas di salib. Salib-lah takhta-Nya sebagai Raja. Kuasa-Nya nampak dalam perendahan diri, melayani orang kecil. Dalam cinta kasih tanpa batas, Ia berkuasa bukan dengan senjata, materi, dll.

Injil hari ini memperdengarkan pembicaraan antara Pilatus dan Yesus. Pilatus menanyai Yesus apakah betul ia itu raja orang Yahudi ketika memeriksa kebenaran tuduhan orang terhadap Yesus. Yesus menjelaskan bahwa kerajaannya bukan dari dunia sini. Ia datang ke dunia untuk bersaksi tentang kebenaran. Injil mewartakan Yesus sebagai Mesias dari Tuhan. Dalam arti itu, ia memiliki martabat raja. Namun demikian, wujud martabat itu bukan kecemerlangan duniawi, melainkan kelemahlembutan, kemampuan ikut merasakan penderitaan orang dan mengajarkan kepada orang banyak siapa Tuhan itu sesungguhnya.

Dialog antara Pilatus dan Yesus dalam Yoh 18:37 disebutkan Yesus datang ke dunia, ke tempat yang dalam alam pikiran Injil Yohanes dipenuhi kekuatan-kekuatan yang melawan Allah Pencipta, untuk memberikan kesaksian tentang “kebenaran”. Apa kebenaran itu? Pertanyaan ini juga diucapkan oleh Pilatus. Ini juga sering menjadi  pertanyaan kita.  “Kebenaran” yang diwartakan Yesus itu ialah kehadiran ilahi di kawasan yang dipenuhi kekuatan gelap. Ia menerangi kawasan yang gelap. Inilah yang dibawakan Yesus kepada umat manusia. Inilah yang membuatnya pantas jadi Raja Semesta Alam. Orang yang mengikuti-Nya akan menemukan jalan kembali ke martabat manusia yang asali, yakni sebagai “gambar dan rupa” Allah sendiri. Orang yang mendekat kepada-Nya dapat berpegang pada kebenaran ini.

Dengan menantikan kedatangan-Nya yang kedua, kita menantikan saat Tuhan Yesus datang sebagai Raja Agung yang mengadili orang hidup dan orang mati , sekaligus menyelesaikan seluruh karya penebusan-Nya. Kerajaan Kristus bukan dari dunia ini , Kristus sebagai Raja adalah Dia yang membawa damai sejahtera kepada umat manusia melalui Darah-Nya. Bacaan kedua jelas sekali menyebut hal ini, “Dia mengasihi kita, dan berkat darah-Nya Ia telah melepaskan kita dari dosa kita. Dia telah membuat kita menjadi suatu kerajaan,”  Kristus menjadi Raja justru melalui peristiwa  direndahkan-Nya di salib. Dalam Injil Yohanes , Yesus disalib justru bermakna pemulihan Yesus sebagai Raja. Dia bertahta sebagai Raja justru melalui penyaliban-Nya.

Umat CIC Sydney ytk,

Pilatus mewakili kita untuk mengetahui identitas Yesus yang sebenarnya. Pilatus yang mempunyai kedudukan tinggi takut jika posisinya diambil alih oleh orang lain. Hal ini juga melukiskan pribadi kita yang sehari-hari memiliki rasa takut jika posisi kita diambil orang lain yang mungkin lebih baik dari  kita. Jawaban Yesus kepada Pilatus menunjukkan identitas-Nya sebagai Anak Allah yang rendah hati, rela berkorban demi keselamatan manusia. Yesus yang adalah Raja Semesta Alam  justru menampilkan diri sebagai pribadi yang sederhana dan tidak nampak sebagai  “Raja Agung”. Ia rela meninggalkan keagungan-Nya untuk menjadi sama seperti manusia. Kita bisa menjadikan sabda Yesus  ini sebagai prinsip hidup harian kita. Ketika kita memiliki posisi jabatan bagus dan kuasa, entah di mana saja. Kita perlu memiliki sikap rendah hati dan memandang sesama sekitar kita sebagai saudara dan anggota keluarga kita.

Marilah kita tunjukkan bahwa kita adalah pengikut Sang Raja Kasih. Kita  mau menunjukkan kesetiaan yang total. Semoga kita pun mampu meneladani Kristus Sang Raja Semesta Alam, Ia  Sang Raja Kebenaran, Raja hati dan hidup kita.

RP. Agustinus Handoko HS MSC

Chaplain to the Indonesian Community

193 Avoca St, Randwick NSW 2031

PO BOX 309, Randwick NSW 2031

Email: hanhanmsc@yahoo.com atau Chaplain@cicsydney.org

Kategori