MEMBERIKAN NASEHAT MORAL KEPADA ANAK MUDA (2)
Dalam tulisan sebelumnya, saya menuliskan poin-poin dari Pater John F Kenan tentang memberikan nasehat moral kepada anak muda. Yaitu:
- Mendengarkan anak muda
- Sikap positif
- Mengajak mereka untuk membuat cita-cita dan tujuan: tentang pribadi macam apa yang mereka ingin bentuk.
Berikut ini adalah lanjutannya.
Bicarakan nilai-nilai keutamaan
Ajarlah mereka untuk merencanakan bagaimana mereka akan menjadi lebih adil, beriman, menghargai diri dan cermat dalam bertindak. Nilai-nilai itu dilatih dalam kehidupan harian: saat di kuliah atau tempat kerja, membangun kepekaan di rumah, dalam membangun relasi dengan teman dan sahabat. Keutamaan-keutamaan, selain merupakan dimensi rahmat pemberian Tuhan, namun juga perlu dilatih dalam kehidupan harian.
Hormatilah Hati Nurani
Menghargai hati nurani bukan berarti kita selalu setuju dengan semua tindakan yang dikatakan didorong oleh hati nurani. Namun kita tidak boleh memaksa orang lain untuk melawan kesadarannya. Seseorang tidak boleh dipaksa untuk melakukan apa yang berlawanan dengan suara hatinya. Karena hati nurani adalah tempat untuk berjumpa dengan Tuhan secara personal.
Tugas orang dewasa dalam iman adalah mengajak anak-anak muda untuk memastikan bahwa hati nuraninya itu benar: bukan sekedar pikiran dan perasaan semata.
Sebaiknya jangan memecahkan masalah mereka tetapi menolong mereka untuk membangun hati nuraninya sendiri
Kita perlu melihat setiap melayani orang muda yang meminta bimbingan moral sebagai kesempatan agar mereka menjadi lebih diskret (diskret: mampu membeda-bedakan dengan hati nuraninya, dan memilih yang paling baik). Ini penting karena pertumbuhan moral selalu berbasis kepada kesadaran diri. Hanya ketika kita memiliki kesadaran yang mencukupi kita bisa memilih tingkah laku yang baik dan bertanggungjawab. Dan dengan kesadaran kita bisa melihat tindakan heroik. Namun hati nurani yang terbangun dengan baik akan membawa mereka kepada pilihan yang unik dan asli.
Maka pilihan hati nurani setiap orang bisa berbeda-beda. Itulah sebabnya kita perlu menghormati hati nurani orang lain.
Ingat akan Perumpamaan Orang Samaria yang baik hati (Luk 10:33)
Moral Katolik menempatkan belas kasih di tempat yang paling utama. Dalam kisah orang yang dibegal dalam perjalanan dari Yerusalame ke Yeriko, seorang Imam dan Lewi melewati seberang jalan, alias membiarkan orang yang dibegal itu menderita. Mereka adalah orang-orang yang mempersembahkan kurban, maka tangan mereka harus suci dan tidak boleh menyentuh darah. Secara hukum tindakan mereka bisa dimaklumi. Namun orang Samarialah yang dibenarkan sebagai sesama yang menunjukkan belas kasih. Maka arahkanlah anak muda untuk juga menekankan belas kasih dalam hidup.
BERSAMBUNG
Saudaramu dalam Tuhan,
Pst. Petrus Suroto MSC