Refleksi Tahun St. Yosep (1)
Yusuf adalah pelindung Gereja Universal. Banyak orang-orang suci mengajak kita untuk berlindung kepada Santo Yusuf. Dia disebut-sebut sebagai tokoh besar yang menjembatani Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dia menjadikan panggilan sebagai Bapa sebagai jalan pengabdian kepada Tuhan dan pelayanan kepada sesama. Dan karena naungannya, kerja keras dan dedikasinya, rencana besar Allah untuk menyelamatkan dunia terlaksana.
Namun apa yang sebenarnya dia telah lakukan?
Dia seorang Bapa. Suami dari Maria dan ayah angkat dari Yesus.
Mari kita sadari bahwa panggilan menjadi ayah, atau lebih luas panggilan menjadi orangtua, ternyata adalah cara pengabdian kepada Tuhan. Yoseph adalah seorang dengan hati Bapa. Dia melakukan apa yang harus dilakukan untuk membesarkan Yesus dan melindungi keluarganya. Dia adalah seorang tukang kayu untuk mendapatkan nafkah (Mat 13:55). Dia datang dari Nazareth untuk mencacah jiwa di Betlehem dimana Puteranya lahir di kandang karena tidak ada tempat untuk menginap (Lk:2:7). Dia mentaati hukum dengan mempersembahkan Yesus ke Bait Allah di mana ia bertemu dengan Simeon. Dia mengungsi ke Mesir untuk melindungi Yesus dari kekejaman Herodes (Mat 2:13-18). Dia mencari yesus yang tertinggal di Bait Allah (Luk 2:41-50).
Sebagai seorang selibater yang tidak memiliki istri dan anak, saya kagum dengan cara seorang Bapa menuntun dan melindungi keluarganya. Berbeda dengan kami yang hidupnya tenang, memulai hari dengan doa dan sarapan yang hening; seorang Bapa bangun pagi dan bergegas ke kantor, sarapan dilakukan sambil lalu, kemudian bekerja di tempat kerja, dan pulang ke rumah agar dia dapat segera menjumpai anak-anak. Dia menggendong anaknya sambil membaca wajah istrinya sambil menebak-nebak: senangkah dia hari ini? Jika anaknya sakit, maka jadwal hariannya berganti drastis.
Ernest Boyer Jr, penulis buku klasik, “Finding God at Home: Family life as Spiritual discipline” mengatakan bahwa hal-hal biasa dan harian itu ternyata Sacrament of the routine. Tanda cinta yang nyata. Loving sacrifice yang dilakukan dalam keluarga ternyata sangat berkenan di hati Tuhan.
Refleksi
Sejauh mana anda juga menghargai hidup sebagai suami atau istri sebagai jalan menjadi murid Tuhan?
Saudaramu dalam Tuhan,
Fr. Petrus Suroto MSC
Dana APP
Dana APP tahun 2021 telah disalurkan sebesar $5,000 untuk membantu korban banjir di NTT. Bantuan dikirimkan melalui Kongregasi MGL dan Keuskupan Atambua. Terimakasih atas partisipasi umat.